Kamis, 22 Desember 2011

Pengukuran Beban Kerja Kognitif

Metode pengukuran beban kerja kognitif dapat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan objektivitas dan berdasarkan hubungan sebab akibat. Objektivitas dibedakan antara data diri atau pengaruh subjektif si pengukur dan observasi objektif dari suatu tingkah laku, performasi, dan reaksi psikologikal pada pengaruh yang lain. Hubungan sebab akibat menggambarkan tipe dari hubungan antara beban kerja kognitif terhadap fenomena yang diteliti berdasarkan pengukuran. Contoh hubungan langsungnya yaitu keberadaan antara beban kerja dan kesulitan dalam mempelajari materi pembelajaran karena kesulitan adalah hasil langsung dari beban kognitif intrinsic dan extraneous materi.
Hubungan tidak langsung terjadi antara beban kerja kognitif dan frekuensi errornya navigasi. Navigasi error dapat disebabkan karena ketidaklengkapan model mental dari suatu sisi jaringan, dimana dirinya sendiri dapat mengarah kepada beban kognitif yang tinggi.emperlihatkan penggolongan metode pengukuran beban kognitif berdasarkan objektivitas dan hubungan sebab akibat.

 Penggolongan Metoda untuk Mengukur Beban Kognitif Teori Dasar pada Obyektifitas Dan Hubungan Sebab Akibat


Suatu kesalahaan dapat disebabkan oleh mental yang tidak kuat yang mana itu sendiri mungkin disebabkan oleh beban kognitif yang cukup tinggi. Metode pengukuran beban kognitif ini mengarah pada empat kategori yang berbeda seperti :
1.    Tidak langsung dan subjektif
2.    Langsung dan subjektif
3.    Tidak langsung dan objektif
4.    Langsung dan objektif
Metode tidak langsung dan subjektif yang sering digunakan in instructional research assess learners' invested mentadalam penelitian instruksional menilai pembelajar 'diinvestasikan mental effort with posttreatment questionnaires (see, [ 25 ]). usaha dengan kuesioner posttreatment. NASA- NASA TLX [ 26 ] is an example of an indirect, subjective assess- TLX adalah contoh tidak langsung, subyektif menilai - ment method of mental workload which has its origins metode beban kerja mental yang memiliki asal-usulin research on mental workload in aviation and cockpit dalam penelitian tentang beban kerja mental dalam penerbangan dan kokpitdesign. desain. NASA-TLX is a questionnaire consisting of 6 items NASA-TLX adalah kuesioner yang terdiri dari 6 item including mental, physical, and temporal demands as well termasuk mental, fisik, dan sertaas performance, effort, and frustration level. tuntutan temporal sebagai kinerja, usaha, dan tingkat frustrasi.
NASA-TLX      NASA TLXprovides a very simple and quick technique for operator menyediakan teknik yang sangat sederhana dan cepat untuk operator, workload estimation with generic items that can be appliestimasi beban kerja dengan item generik yang dapat diterapkanto any domain [ 27 ]. untuk setiap domain. Still, certain disadvantages are inhereNamun, kerugian tertentu yang melekatin this category of measurement methods, including a sub- dalam kategori metode pengukuran ini, termasuk sub jective perception of effort which is only assessed after task usaha persepsi jective yang hanya dinilai setelah tugascompletion. selesai. Furthermore, the connection between subjective Selain itu, hubungan antara subjektifand effective workload is unclear. dan beban kerja yang efektif tidak jelas.
Direct, subjective measures involve rating of the difficulty         Cara langsungnya melibatkan langkah-langkah subjektif rating kesulitanof the material which directly related to the cognitive load materi yang secara langsung berkaitan dengan beban kognitifimposed. dipaksakan.Indirect, objective measures include measuring per- Cara tidak langsungnya termasuk langkah-langkah objektif mengukur performance outcomes such as task completion time (TCT) hasil kinerja seperti waktu penyelesaian tugas (TCT)or learning outcomes. atau hasil pembelajaran. Here, the instructional design is Di sini, desain instruksionalusually varied whereas for the different conditions the same biasanya bervariasi sedangkan untuk kondisi yang berbeda samamaterials are used. bahan yang digunakan. Dengan demikian beban intrinsik materinyaheld constant whereas extraneous load (and germane load) tetap konstan sedangkan beban asing diselidiki.
Direct, objective measures involve dual-task method- Langkah-langkah objektif tugas ganda melibatkan metodologies and functional brain imagingologi dan fungsional pencitraan otak. In functional brain Otak fungsional imaging (eg, [ 2931 ]) brain activation is measured while menggambarkan aktivasi otak yang diukur sementara working memory tasks are being carried out and maytugas-tugas memori kerja yang sedang dijalankan dapatbe considered a direct indication of cognitive load. dianggap sebagai indikasi langsung beban kognitif. Thedownside is that brain imaging still has low practicability forKelemahan itu adalah bahwa pencitraan otak masih memiliki kepraktisan rendah untuk designers and engineersperancang dan rekayasa. Dual-task methodology is a second
Metodologi tugas ganda kedua adalahdirect and objective way of assessing cognitive load that has langsung dan obyektif dalam menilai beban kognitif yangbeen widely used in working memory and attention research telah banyak digunakan dalam memori kerja dan perhatian penelitian(eg, [ 13 , 29 , 32 ]). It is based on the flexible allocation of Hal ini didasarkan pada alokasi sumber daya kognitif yang fleksibelcognitive resources to different tasks using the same memory untuk tugas yang berbeda menggunakan memori struktur yang samastructures.. It is assumed that concurrent verbal tasks share
There are two approaches to this, both of Ada dua pendekatan untuk ini, baik dari which use dual-task methodologyyang menggunakan  metodologi tugas ganda. The first is cognitive Yang pertama adalah kognitif load manipulation, that is, imposing cognitive load with a beban manipulasi, yaitu menerapkan beban kognitif dengan secondary task and analyzing the effects on performance in tugas sekunder dan menganalisis dampaknya terhadap kinerja dalamthe primary task. tugas utama. This methodology is often used in social Metodologi ini sering digunakan dalam kognisi sosial cognition and marketing research (eg, [ 33 , 34 ])dan riset pemasaran. The second Keduaapproach of using dual-task methodology is measuring pendekatan tugas ganda dengan menggunakan metodologi yang diukur performance on the secondary task. kinerja tugas sekunder. Different versions of the Berbagai versi tprimary task will then induce different amounts of cognitivttugas utama kemudian akan menyebabkan jumlah beban kognitif yang berbeda load and measurably affect performance in the secondardan menyolok mempengaruhi kinerja di tugas sekunder task [ 24 ].. Brunken et al. Brunken et al [ 35 ] used a dual-task paradimenggunakan dual-tugas paradigma which can be adapted for cognitive load measurement iyang dapat diadaptasi untuk pengukuran beban kognitifecommerce applications and has rarely been used in human-  dan telah jarang digunakan dalam manusia computer interaction research. riset interaksi komputer. As a primary task, they used
  Selan itu, pertanyaan bagaimana mengukur konstruksi beban kognitif telah terbukti sulit bagi peneliti. Berdasarkan Paas dan van MerriĆ«nboer's (1994) jelas bahwa beban kognitif dapat diperoleh dengan mengukur beban mental, usaha mental, dan performansi. Peneliti lain menggunakan telah menggunakan metode analitik dan empiris untuk mengklasifikasikan pengukuran kinerja kognitif. Metode analitik diarahkan mengestimasi beban mental dan mengumpulkan data subyektif dengan teknik seperti opini para ahli dan teknik analisis data seperti model matematika dan analisis tugas. Metode empiris, diarahkan pada estimasi usaha mental dan performansi, bersama data subyektif menggunakan skala rating, performansi data menggunakan teknik tugas primer dan sekunder, dan data psychophysiological menggunakan teknik psychophysiological. Tabel 5.2 menunjukkan dimana teknik empiris untuk mengukur usaha mental telah menerima banyak perhatian dari peneliti CLT, teknik analitik telah digunakan hanya pada satu study. Secara khusus, rating scale, psychophysiological, dan secondary task technique telah digunakan untuk menentukan beban kognitif pada penelitian beban kognitif.
Teknik skala rating berdasarkan asumsi bahwa orang-orang mampu untuk menginstropeksi proses kognitif mereka dan melaporkan jumlah usaha mental yang dikeluarkan. Walaupun penilaian diri mungkin tampak dipertanyakan, hal tersebut telah dibuktikan bahwa orang-orang mampu memberikan indikasi numerik dari beban mental yang mereka rasakan (Gopher & Braune, 1984). Paas (1992) merupakan orang pertama yang membuktikan penemuan ini pada konteks CLT. Dengan penuh kebanggan pada model ditunjukkan pada gambar 1, teknik rating yang paling subyektif  menggunakan konsep orientasi psychophysiological keseluruhan beban. Teknik subyektif biasanya melibatkan sebuah kuesioner yang terdiri dari satu atau beberapa perbedaan skala semantik dimana peserta dapat mengindikasikan tingkat pengalaman beban kognitif. Sebagian besar pengukuran subyektif adalah multidimensional dalam kelompok yang berkaitan dengan variabel, seperti usaha mental, kelelahan, dan frustasi, yang sangat berkorelasi. Penelitian telah menunjukkan bagaimanapun, pengukuran yang dapat dipercaya dapat diperoleh dengan skala undimensional. Selanjutnya, hal tersebut telah ditunjukkan bahwa skala tersebut sensitif terhadap perbedaan kecil yang relatif pada beban kognitif dan mereka valid, reliable, dan unintrusive.
Teknik psikologi berdasarkan asumsi bahwa perubahan pada fungsi kognitif ditunjukkan oleh variabel physiological. Teknik tersebut termasuk pengukuran aktivitas jantung, aktivitas otak, dan aktivitas mata. Pengukuran psychophysiological dapat dengan baik digunakan untuk visualisasi detail kecenderungan dan pola beban (contoh, seketika, puncak, rata-rata dan akumulasi beban).
Teknik berbasis tugas dan kinerja termasuk dua subclass: primary task measurement, yang berdasarkan kinerja tugas, dan secondary task methodology, dimana berdasarkan pada kinerja tugas yang dilakukan bersamaan dengan tugas utama. Pada prosedur ini, kinerja secondary task seharusnya mencerminkan tingkat kognitif beban yang dipaksakan oleh primary task. Umumnya, secondary task mencakup kegiatan-kegiatan sederhana berkelanjutan yang memerlukan perhatian, seperti mendeteksi sinyal visual atau aditori. Variabel kinerja yang khas adalah waktu reaksi, akurasi, dan tingkat kesalahan. Walaupun kinerja secondary task sangat sensitif dan dapat diandalkan, teknik ini jarang diaplikasikan pada penelitian CLT.
Mengingat perbedaan CLT intrinsik, extraneous, dan germane load, penting untuk dicatat bahwa peneliti telah mengukur beban kognitif total dan belum mampu menggunakan salah satu teknik pengukuran untuk membedakan antara ketiga komponen beban kognitif. Berbagai studi pengukuran beban kognitif dan perhiungan efisiensi mental dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
 
Efisiensi Mental dari Kondisi Instruksional


 
Bagaimana pengukuran beban kognitif dapat meningkatkan CLT?
·         Perbedaan pada intrinsic instructional load yang direfleksikan pada pengukuran beban memori pengalaman.
·         Perbedaan pada efektivitas antara format instruksional secara besar akan berdampak pada beban memori
·         Pengukuran beban kognitif memungkinkan kita untuk menghitung efisiensi mental relatif dari kondisi

1 komentar:

  1. bos,
    bisa minta daftar pustaka tulisan di atas ???
    saya perlu utk thesis tentang beban kognitif
    thanks

    BalasHapus