Kamis, 22 Desember 2011

Beban Kerja Mental


1.        Beban Kerja
Workload atau beban kerja merupakan usaha yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk memenuhi “permintaan” dari pekerjaan tersebut. Sedangkan kapasitas adalah kemampuan/kapasitas manusia. Kapasitas ini dapat diukur dari kondisi fisik maupun mental seseorang.  Beban kerja yang dimaksud adalah ukuran (porsi) dari kapasitas operator yang terbatas yang dibutuhkan untuk melakukan kerja tertentu.

Penjelasan sederhananya seperti ini. Misalkan suatu pekerjaan kuli angkut mempunyai “demand” berupa mengangkat 100 karung per hari. Jika pekerja hanya mampu mengangkat 50 karung per hari, berarti pekerjaan tersebut melebihi kapasitasnya.
Seperti halnya mesin, jika beban yang diterima melebihi kapasitasnya, maka akan menurunkan usia pakai mesin tersebut, bahkan menjadi rusak. Begitu pula manusia, jika ia diberikan beban kerja yang berlebihan, maka akan menurunkan kualitas hidup (kelelahan, dsb) dan kualitas kerja orang tersebut (tingginya error rate dsb), dan juga dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja. Gambar dibawah ini memperlihatkan hubungan antara beban kerja dan kapasitas.

Gambar Beban Kerja dan Kapasitas
Analisis Beban Kerja ini banyak digunakan diantaranya dapat digunakan dalam penentuan kebutuhan pekerja (man power planning); analisis ergonomi; analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); hingga ke perencanaan penggajian, dsb. Skema beban kerja dapat dilihat pada Gambar dibawah ini

Gambar  Skema beban kerja
Perhitungan Beban kerja setidaknya dapat dilihat dari 3 aspek, yakni fisik, mental, dan penggunaan waktu. Aspek fisik meliputi perhitungan beban kerja berdasarkan kriteria-kriteria fisik manusia. Aspek mental merupakan perhitungan beban kerja dengan mempertimbangkan aspek mental (psikologis). Sedangkan pemanfaatan waktu lebih mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja.
Secara umum, beban kerja fisik dapat dilihat dari 2 sisi, yakni sisi fisiologis dan biomekanika. Sisi fisiologis melihat kapasitas kerja manusia dari sisi fisiologi tubuh (faal tubuh), meliputi denyut jantung, pernapasan, dll. Sedangkan biomekanika lebih melihat kepada aspek terkait proses mekanik yang terjadi pada tubuh, seperti kekuatan otot, dan sebagainya.
Perhitungan beban kerja berdasarkan pemanfaatan waktu bisa dibedakan antara pekerjaan berulang (repetitif) atau pekerjaan yang tidak berulang (non-repetitif). Pekerjaan repetitif biasanya terjadi pada pekerjaan dengan siklus pekerjaan yang pendek dan berulang pada waktu yang relatif sama. Contohnya adalah operator mesin di pabrik-pabrik. Sedangkan pekerjaan non-repetitif mempunyai pola yang relatif “tidak menentu”. Seperti pekerjaan administratif, tata usaha, sekretaris, dan pegawai-pegawai kantor pada umumnya.
Latar belakang diperlukannya pengukuran beban kerja adalah setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban-beban tersebut tergantung bagaimana orang tersebut bekerja. Beban dimaksud dapat berupa fisik ataupun mental. Menurut Suma’mur (1984) bahwa kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dengan tingkat keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dan pekerja yang bersangkutan.  Inilah maksud penetapan tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat atau pemilihan tenaga kerja tersehat untuk pekerjaan yang sehat pula.

2. Beban Kerja Mental
Beban kerja mental yang merupakan perbedaan antara tuntutan kerja mental dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja yang bersangkutan.
Beban kerja yang timbul dari aktivitas mental di lingkungan kerja antara lain disebabkan oleh :
·         keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam waktu lama
·         kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan tanggung jawab besar
·         menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton
·         kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja yang terisolasi dengan orang lain.
Selain beban kerja fisik , beban kerja yang bersifat mental harus pula dinilai. Namun demikian penilaian beban kerja mental tidaklah semudah menilai beban kerja fisik. Pekerjaan yang bersifat mental sulit diukur melalui perubahan fungsi faal tubuh. Secara fisiologis, aktivitas mental terlihat sebagai suatu jenis pekerjaan yang ringan sehingga kebutuhan kalori untuk aktivitas mental juga lebih rendah. Pada hal secara moral dan tanggung jawab, aktivitas mental jelas lebih berat dibandingkan dengan aktivitas fisik, karena lebih melibatkan kerja otak ( white-collar) dari pada kerja otot( Blue-collar). Dewasa ini aktivitas mental lebih banyak didominasi oleh pekerja-pekerja kantor, supervisor dan pimpinan sebagai pengambil keputusan dengan tanggung jawab yang lebih besar. Menurut Grandjean (1993) setiap aktivitas mental akan selalu melibatkan unsur persepsi, interpretasi dan proses mental dari suatu informasi yang diterima oleh organ sensor untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat informasi yang lampau. Yang menjadi masalah pada manusia adalah kemampuan untuk memanggil kembali atau mengingat informasi yang disimpan. Proses mengingat kembali ini sebagian besar menjadi masalah bagi orang tua. Seperti kita tahu bahwa orang tua kebanyakan mengalami penurunan daya ingat. Dengan demikian penilaian beban kerja mental lebih tepat menggunakan penilaian terhadap tingkat ketelitian, kecepatan maupun konstansi kerja. Sedangkan jenis pekerjaan yang lebih memerlukan kesiapsiagaan tinggi seperti petugas air traffic controllers di Bandara udara adalah sangat berhubungan dengan pekerjaan mental yang memerlukan konsentrasi tinggi. Semakin lama orang berkonsentrasi maka akan semakin berkurang tingkat kesiapsiagaannya. Maka uji yang lebih tepat untuk menilai kesiapsiagaan tinggi adalah tes ‘ waktu reaksi’ . Dimana waktu reaksi sering dapat digunakan sebagai cara untuk menilai kemampuan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan mental.

8 komentar:

  1. like this,,, sumbernya ini dari mana ya pak? apa pernah di publis atau pernah jadi penelitian yg di publis... saya roberta zulfhi surya, dari PPS M.T.Industri UII jogja. robertazulfhi@yahoo.co.id

    BalasHapus
  2. assalamualaikum
    bapak saya minta tolong, saya sangat membutuhkan referensi bebankerja mental, saya sedang mengerjakan tugas akhir tentang beban kerja tp saya sangat kesulitan mencari teori2 yang saya butuhkan. saya mohon bapak bisa membantu saya. tolong bales ya pak di email saya
    baroka_oka@yahoo.com

    BalasHapus
  3. anonim
    tolong disebutkan sumber tentang gambar hubungan beban kerja dan kapasitas, please

    BalasHapus
  4. thx utk infonya pak.
    sumbernya ini dr mn y pak?
    klo bapak berkenan, bs ktlg kirim kn referensinya ke email saya 10038jmp@gmail.com
    saya sgt membutuhkan referensi ini utk mengerjakan skripsi saya.

    trima kasih sblmnya pak.

    BalasHapus
  5. Terimakasih sudah berbagi ilmu tentang analisis beban kerja | salam kenal dan sukses selalu

    BalasHapus
  6. klw bisa tmbah daftr pustaka nya ya...

    BalasHapus
  7. Pertanyaan apa saja yg kita ajukan untuk beban kerja pada saat wawancara?
    Saya mengunakan metode nasa-tlx. Mohon dibantu. Terimah kasih

    BalasHapus